Berita LainnyaKaltaraSuara KitaTak Berkategori

Selamat Datang Kaltara Petang!

MELAHIRKAN media online hingga ke tangan pembaca sempat menjadi perkara sulit. Di kepala kami hanya ada omelan-omelan kebanyakan orang. Mulai dari berita yang disajikan tak punya ‘isi’, hingga kecurigaan pembaca yang tak bisa ditolak, yakni hanya mengejar klik atau hanya butuh pengakuan bahwa kami punya media.

Atas dasar itulah, maka perubahan yang sedikit radikal harus kami lakukan. Media online yang kami lahirkan bernama kaltarapetang.com harus kami ramu sesuai harapan pembaca. Jika hanya mengejar jumlah klik, maka setiap membuka kaltarapetang.com, kami harus pastikan media ini memiliki isi yang menarik dan berkualitas untuk dibaca. Itulah tujuan utama meningkatkan martabat jurnalisme.

Namun pada praktiknya, jurnalisme yang disampaikan melalui media online tak selalu memuaskan. Kami pun harus membawa kaltarapetang.com jauh dari kesan itu. Kesan yang hanya asal menampilkan berita, dangkal atau tidak mendalam dan tidak tuntas dalam mengolah berita.

Lantas, kenapa namanya kaltarapetang.com? Apakah setiap informasi tidak asyik disampaikan pada pagi hari dengan ditemani secangkir kopi? Kenapa tidak disampaikan pada malam hari? Kaltara Petang yang kami dirikan punya alasan lain.

Hadir pada sore hari, kaltarapetang.com mutlak berisi informasi yang akurat dan mendalam. Tak menutup diri pada waktu lainnya, upaya menjunjung tinggi karya jurnalisme kaltarapetang.com kami wakafkan kepada pembaca.

Di sisi lain, kami juga punya ketakutan-ketakutan tersendiri dalam mengelola media online ini. Sebabnya jelas. Meski pernah tumbuh dan berkenalan dengan dunia luar, media online juga pernah tercatat runtuh pada tahun 2002. Meski akhirnya mulai tumbuh lagi awal tahun 2009, media online secara tidak langsung juga meninggalkan ketakutan lain. Ketakutan itu bernama tantangan.

Kami mencatat tantangan ini adalah media sosial dan media yang ramai disebut sebagai content aggregator dan news aggregator. Media sosial melalui Facebook, Twitter, Instagram, Line dan lainnya sudah sama-sama kita tahu memiliki dampak luar biasa dalam penyampaian informasi. Tak pelak, kehadiran media sosial selalu jadi bahan diskusi dalam seminar maupun pertemuan lainnya yang selalu meninggalkan kesan serius.

Begitu juga dengan news aggregator yang umum diketahui sebagai aplikasi penyedia berita yang turut membuat resah insan media dalam bekerja. Bahkan pada Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2021 pada Selasa, 9 Februari 2021 di Jakarta, aib news aggregator juga dibahas dengan mimik tegang.

Sebenarnya, kita tak perlu kaget peran media sosial yang selalu cepat memengaruhi masyarakat. Dalam rilis data yang dipaparkan Hootsuite (We Are Sosial) pada tahun 2020 disebutkan bahwa hampir 64% penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet atau mencapai 175,4 juta orang (jumlah penduduk Indonesia sekitar 272,1 juta). Dibanding tahun sebelumnya, jumlah ini meningkat 17%.

Dalam riset tersebut juga dipaparkan jumlah pengguna media sosial di Indonesia yang mencapai 160 juta pengguna atau 59% dari total jumlah penduduk. Jumlah ini meningkat 8,1% atau 12 juta pengguna dibandingkan tahun lalu. Saking kuatnya peran media sosial mempengaruhi masyarakat, rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia mampu duduk menikmatk peran media sosial 3 jam 26 menit per hari. Bahkan, Indonesia tercatat pengguna paling ‘loyal’ bermedia sosial. Bahkan dicatat, rata-rata penduduk Indonesia memilik sekitar 10 akun media sosial per orang, baik aktif maupun tidak aktif menggunakannya. Sementara 65% penggunanya untuk bekerja.

Kabar lainnya, jumlah pengguna internet Indonesia berdasar data We Are Social, memang sudah mencapai 175,4 juta pengguna. Namun faktanya, pengguna internet mobile jauh lebih banyak hampir 2 kali lipatnya. Saat ini, tercatat masyarakat Indonesia yang menggunakan koneksi internet di perangkat smartphone atau tablet, mencapai 338,2 juta pengguna. Artinya, pengguna internet banyak yang menggunakan smartphone lebih dari satu.

Ini tentu menjadi kabar buruk sekaligus kabar baik bagi insan pers, tak terkecuali para penggawa redaksi kaltarapetang.com. Nah, kabar buruknya, media sosial menjadi tujuan utama pembaca berselancar mencari informasi. Jika tak ada media online yang terpercaya dan mampu mengimbangi laju informasi, maka perangkat-perangkat informasi tadi akan terus didominasi berita-berita yang tidak akurat, masih setengah hingga berita bohong atau hoax.

Nah, kehadiran kaltarapetang.com ingin menjawab tantangan itu semua. Media online ini dituntut bekerja maksimal, penyajian berita yang lengkap, mendidik, investigatif, faktual dan mendalam. Tak hanya itu, keakuratan data dan ketepatan arah berita juga harus menjadi tujuan utama. Sehingga lebih tepatnya, kami ingin menegaskan bahwa kaltarapetang.com adalah bacaan utama dan yang ditunggu oleh masyarakat Kaltara, Indonesia, bahkan dunia.

Di dalamnya, kami telah siap sajikan berita-berita teraktual, berani, berimbang dan tentu saja dapat dipercaya. Hal ini harus kami sampaikan agar mitra pembaca tidak ragu dengan hadirnya kaltarapetang.com setiap sore, malam, bahkan di pagi hari.

“Jika saya diberi kesempatan untuk menentukan apakah kita harus memiliki pemerintahan tanpa media atau media tanpa pemerintahan, aku tidak akan ragu untuk memilih pilihan yang terakhir.” Demikian kalimat Presiden Amerika Serikat ke- 3 (1743-1826), Thomas Jefferson menunjukkan betapa pentingnya media di tengah-tengah kita. Kalimat itu pula yang membuat kami semangat mendirikan media ini untuk Anda.

Tarakan, 9 Februari 2021

Pendiri

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button